Rabu, 18 Juli 2012

Mozaik Tiga Masa

By: EL

Pino, lahir dan dibesarkan di sebuah desa pesisir pantai. Desa kecil yang termasuk dalam daftar desa tertinggal, pada masa orde baru. Di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian tani dan nelayan tradisional.

Jejak hidup Pino sejak masa kanak-kanak, remaja hingga menjelang dewasa, menjadi kepingan-kepingan makna yang menggugah. Ibarat Mozaik  yang belajar membentuk keindahan di Tiga Masa, dengan nafas yang diberikan Tuhan tanpa jeda.

Keluarga broken home, saat usia 8 tahun. Membuatnya harus berjuang, melanjutkan belajar di bangku sekolah dasar (SD). Ibu kandungnya, diam-diam memilih merantau ke kota yang jauh, selama bertahun-tahun. Sedangkan sang Ayah, yang hanya petani miskin, hidup tak tentu arah, karena terpukul atas musibah yang menimpa keluarga mereka.

Akibatnya, untuk bertahan hidup, Pino harus pindah dari rumah keluarga yang satu ke pondok keluarga yang lain. Bekerja di usia dini, untuk mendapatkan uang jajan di sekolah. Melihat kegigihan dan kecerdasan Pino, ia diperebutkan dijadikan anak angkat oleh tetangga, keluarga, guru serta suster di desanya. Dengan berbagai macam iming-iming. Namun ia menolak.

Di usia remaja, Pino melanjutkan sekolah ke jenjang sekolah menengah atas (SMA). Dengan semangat yang ia miliki, meski harus bekerja sebagai buruh bangunan, dan “menumpang tinggal” di rumah orang. Ia berhasil menjadi siswa teladan, ketua OSIS, dan beberapa kali mewakili sekolah di ajang olimpiade pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam. Status sebagai ketua kelas dan juara 1 kelas, yang ia dapatkan sejak kelas I SD, masih mampu ia pertahankan hingga kelas III SMA. Yah, masa remajanya,  adalah masa mewarnai hidup dengan prestasi.

Saat beranjak dewasa, ia melanjutkan kuliah sambil bekerja. Dengan pekerjaan itu, ia mampu memenuhi kebutuhan hidup selama kuliah, serta meringankan beban orang tua. Namun, mendekati penyelesaian studi, ia diperhadapkan pada kisah cinta yang dilema, mengoyak hati. Menerima perjodohan dengan gadis berkarakter manja, keras kepala, serta “ratu selingkuh”. Atau meninggalkan pekerjaan dan menciderai hubungan baik dengan pimpinan perusahaan, yang tidak lain adalah kakak kandung dari gadis yang dijodohkan dengannya.

Apa yang menyebabkan keluarga Pino mengalami broken home?
Bagaimana ikhtiarnya menjalani setiap cobaan? Yang ia lalui dengan kucuran keringat dan air mata?
Apa rahasianya sehingga mampu mempertahankan prestasi sejak SD hingga SMA?
Bagaimanakah sikapnya pada kedua orang tua, yang membutuhkan bantuannya saat dia dewasa? Padahal dulu mereka menelantarkannya.
Apa keputusan Pino terhadap perjodohan yang dilema tersebut?
Apa sebenarnya impian Pino, sehingga ia begitu gigih menghadapi setiap cobaan?
Bagaimana Pino membangun kembali impiannya? Setelah terjatuh di saat ia berada di puncak kesuksesan.
Semua jawabannya akan didapatkan, setelah Anda membaca isi novel ini.
Mozaik Tiga Masa, dipersembahkan untuk pengelana kehidupan, yang tidak pernah menyerah mewujudkan impiannya.

Inilah persembahan kerinduan, yang diangkat kisah nyata yang dialami oleh penulisnya sendiri. Pemuda sederhana, yang kini dikenal sebagai leader penebar semangat di dunia maya maupun nyata. Aktivis muda, yang sedang berjuang untuk mewujudkan perubahan di daerahnya. Pria penikmat hujan, dan penunggu pelangi di peraduan senja.


0 komentar:

Posting Komentar