By: EL
Pino, lahir dan dibesarkan di sebuah desa pesisir pantai. Desa kecil
yang termasuk dalam daftar desa tertinggal, pada masa orde baru. Di mana
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian tani dan nelayan
tradisional.
Jejak hidup Pino sejak masa kanak-kanak, remaja hingga menjelang dewasa, menjadi kepingan-kepingan makna yang menggugah. Ibarat Mozaik yang belajar membentuk keindahan di Tiga Masa, dengan nafas yang diberikan Tuhan tanpa jeda.
Keluarga broken home, saat usia 8 tahun. Membuatnya harus
berjuang, melanjutkan belajar di bangku sekolah dasar (SD). Ibu
kandungnya, diam-diam memilih merantau ke kota yang jauh, selama
bertahun-tahun. Sedangkan sang Ayah, yang hanya petani miskin, hidup tak
tentu arah, karena terpukul atas musibah yang menimpa keluarga mereka.
Akibatnya, untuk bertahan hidup, Pino harus pindah dari rumah
keluarga yang satu ke pondok keluarga yang lain. Bekerja di usia dini,
untuk mendapatkan uang jajan di sekolah. Melihat kegigihan dan
kecerdasan Pino, ia diperebutkan dijadikan anak angkat oleh tetangga,
keluarga, guru serta suster di desanya. Dengan berbagai macam
iming-iming. Namun ia menolak.
Di usia remaja, Pino melanjutkan sekolah ke jenjang sekolah menengah
atas (SMA). Dengan semangat yang ia miliki, meski harus bekerja sebagai
buruh bangunan, dan “menumpang tinggal” di rumah orang. Ia berhasil
menjadi siswa teladan, ketua OSIS, dan beberapa kali mewakili sekolah di
ajang olimpiade pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam. Status
sebagai ketua kelas dan juara 1 kelas, yang ia dapatkan sejak kelas I
SD, masih mampu ia pertahankan hingga kelas III SMA. Yah, masa
remajanya, adalah masa mewarnai hidup dengan prestasi.
Saat beranjak dewasa, ia melanjutkan kuliah sambil bekerja. Dengan
pekerjaan itu, ia mampu memenuhi kebutuhan hidup selama kuliah, serta
meringankan beban orang tua. Namun, mendekati penyelesaian studi, ia
diperhadapkan pada kisah cinta yang dilema, mengoyak hati. Menerima
perjodohan dengan gadis berkarakter manja, keras kepala, serta “ratu
selingkuh”. Atau meninggalkan pekerjaan dan menciderai hubungan baik
dengan pimpinan perusahaan, yang tidak lain adalah kakak kandung dari
gadis yang dijodohkan dengannya.
Apa yang menyebabkan keluarga Pino mengalami broken home?
Bagaimana ikhtiarnya menjalani setiap cobaan? Yang ia lalui dengan kucuran keringat dan air mata?
Apa rahasianya sehingga mampu mempertahankan prestasi sejak SD hingga SMA?
Bagaimanakah sikapnya pada kedua orang tua, yang membutuhkan bantuannya saat dia dewasa? Padahal dulu mereka menelantarkannya.
Apa keputusan Pino terhadap perjodohan yang dilema tersebut?
Apa sebenarnya impian Pino, sehingga ia begitu gigih menghadapi setiap cobaan?
Bagaimana Pino membangun kembali impiannya? Setelah terjatuh di saat ia berada di puncak kesuksesan.
Semua jawabannya akan didapatkan, setelah Anda membaca isi novel ini.
Mozaik Tiga Masa, dipersembahkan untuk pengelana kehidupan, yang tidak pernah menyerah mewujudkan impiannya.
Inilah persembahan kerinduan, yang diangkat kisah nyata yang
dialami oleh penulisnya sendiri. Pemuda sederhana, yang kini dikenal
sebagai leader penebar semangat di dunia maya maupun nyata. Aktivis
muda, yang sedang berjuang untuk mewujudkan perubahan di daerahnya. Pria
penikmat hujan, dan penunggu pelangi di peraduan senja.
0 komentar:
Posting Komentar